Low Budget! 174 Kepsek, Bendahara, Pengelola BOS serta ASN Dikdas Pohuwato ‘Plesiran’ ke Luar Daerah?
MBharGoNews.com – Disaat anggaran yang terbatas dan sedang tidak stabil, 174 Kepala Sekolah, Bendahara, Pengelola BOS dan sejumlah ASN di Bidang Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, nampak lebih banyak plesiran dan lebih memilih keluar daerah untuk “cuci mata dan refreshing” yang dibalut dengan perjalanan dinas ke Manado, Sulawesi Utara.
Hal tersebut dikatakan oleh salah seorang Aktivis Pohuwato, Rifqy Samoe yang mengaku kesal dan kecewa lantaran keluarga besar Dinas Pendidikan Pohuwato ini hanya bisa keluyuran ke luar daerah tentu dengan jaminan biaya dari uang rakyat.
Rifqy yang juga Ketua LSM Labrak Pohuwato ini pun mencoba menebak-nebak, bahwa mungkin saja ratusan Kepsek, Bendahara, Pengelola BOS dan sejumlah ASN di Bidang Dikdas ini gampang terserang “penyakit stres” dengan keadaan dan masalah yang begitu banyak di Pohuwato, sehingga boleh jadi sedikit-sedikit mereka pun lebih memilih keluar daerah untuk “cuci mata dan refreshing” ke Manado.
Daripada membuang-buang dana melalui Perdis yang tidak sedikit, menurut Rifqy, sebaiknya dana tersebut diarahkan untuk membiayai kegiatan yang lebih efektif dan dapat langsung dinikmati oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Pohuwato.
Misalnya saja, kata Rifqy, dengan merenovasi ruang kelas belajar di sekolah-sekolah maupun perbaikan-perbaikan lainnya yang memang butuh sentuhan dari Dinas Pendidikan itu sendiri. “Namanya saja BOS, Bantuan Operasional Sekolah. Kok malah dipake jalan-jalan, ini jelas penyimpangan!”, tegasnya.
“Kekecewaan kami khususnya kepada dinas pendidikan, karena hampir semua proposal yang banyak diajukan dari pihak sekolah, hingga kini belum ada tindak lanjut dan tidak pernah ada realisasi. Apa kerja mereka? Mereka itu digaji oleh rakyat, namun kinerjanya sama saja dengan ‘pengangguran’, mencari keuntungan dengan dalih perjalanan dinas bimtek”, curhat Rifqy kepada DuniaNewsdn1, Senin (24/06/2024), di Marisa.
Rifky menumpahkan kekesalannya, bahwa uang rakyat itu bukan untuk keluarga besar Dinas Pendidikan yang hanya hobby “berwisata” dan menambah pundi-pundi pendapatan pribadi.
“Mereka di situ untuk memikirkan bagaimana anak-anak di daerah ini bisa cerdas, bukan menghabiskan anggaran untuk melakukan perjalanan dinas yang dibalut pelaksanaan bimtek disana”, tandas Rifqy.
Rifqy pun mengaku bingung dan bertanya-tanya, bagaimana bisa itu terjadi di saat pemda pohuwato saat ini dalam keterbatasan anggaran. “Entah apa yang merasuki mereka hingga tega hanya memikirkan kegiatan bimtek di Manado. Sungguh kegiatan yang tidak ada dampak apa-apa bagi pendidikan di Pohuwato. Syukur-syukur pulang dari Perdis agenda luar bawa ilmu dari bimtek, paling-paling pulangnya dari dinas luar bawa oleh-oleh. Sungguh kinerja yang memalukan”, kesal Rifqy.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, Arman Mohamad saat dikonfirmasi melalui telepon pada Senin (24/06/2024) membenarkan bahwa para Kepala Sekolah, Bendahara, Pengelola BOS dan sejumlah ASN di Bidang Dikdas sedang melakukan kunjungan keluar daerah, yakni peningkatan kapasitas bersumber dari dana BOS di Kota Manado.
Di mana, menurut Arman, pelaksana kegiatannya adalah K3S atau Kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah. “Kami di dinas pendidikan itu hanya diundang dan hanya sekedar pendamping, sehingga saya tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh lagi terkait itu”, jelas Arman.
Namun begitu, Arman yang juga kini selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Pohuwato ini mengaku bahwa kegiatan tersebut pada prinsipnya bagus untuk peningkatan kapasitas pengelolaan dana BOS, hanya saja pelaksanaannya dilakukan di Manado.
“Itu merupakan inisiatif dari Kepala-kepala Sekolah yang tergabung dalam K3S, yang pendanaannya melalui dana BOS”, ungkap mantan Camat Paguat ini.