LBH Limboto Mengecam Keras Tindakan Pengeroyokan Dan Intimidasi Terhadap Wartawan Dan Aktifis Di Pohuwato
Susanto Kadir : Negara Tidak Boleh Kalah Atas Tindakan Premanisme dan Kejahatan Apapun
MBhargoNews,Pohuwato-Buntut dari penyerangan dan pengeroyokan kepada Aktifis LSM dan wartawan yang terjadi dilokasi pertambangan Alaotu, Kecamatan Buntulia , Kabupaten Pohuwato, Kamis (8/7/2021), mendapat kecaman keras dari Aktivis Hukum Susanto Kadir.
Melalui Via selular Susanto mengatakan bahwa Wartawan dalam melaksanakan tugas tugas jurnalistik dilindungi hukum dan UU, untuk itu kami LBH Limboto berharap kepada siapapun warga negara termasuk kepada Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum untuk menghormati hal itu.
“Dan khusus kepada APH baik Polri dan TNI agar memberikan rasa aman dan perlindungan hukum kepada para Wartawan dan aktivis yang sedang melaksanakan tugas peliputan di lapangan.”tegasnya
Susanto menambahkan Aktivis baik LSM/NGO, Ormas maupun Mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja-kerja Advokasi, Investigasi ataupun Mengaspirasikan Kepentingan Publik dan Hukum agar juga diberikan rasa aman dan perlindungan hukum.
“Negara kita bukan Negara Bar Bar,, tidak bole ada aksi Premanisme, kita semua harus menghormati hukum. dan Untuk itu, LBH LIMBOTO mendorong Polres Pohuwato agar bergerak cepat memproses para pelaku penganiayaan , apalagi hal ini terjadi didepan Forkopimda Pohuwato,”tutupnya
Sementara itu Aliyusuf Najia Salah seorang wartawan yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut menuturkan bahwa kejadian tersebut bermula saat dirinya mengikuti kegiatan Forkopimda Pohuwato dalam rangka meninjau lokasi kejadian longsor yang memakan korban jiwa dan luka-luka diwilayah pertambangan, serta terputusnya jaringan pipa PDAM Pohuwato akibat adanya aktivitas pemnambang tersebut.Kamis (8/7/2021)
“Saya bersama rekan saya semobil dengan beberapa aktivis LSM dan ada rSesampainya didekat camp GSM ada sekumpulan orang yang sepertinya sudah terprovokasi mencari beberapa orang yang ikut serta bersama kami (rombongan).”jelasnya
Menurut Aliyusuf saat penghadangan oleh massa tersebut dirinya tidak keluar dari mobil, masa terus menggoyang-goyangkan dan memaksa membuka pintu mobil sambil berteriak-teriak menyebutkan 2 nama,
“Entah bagaimana pintu mobil terbuka masa langsung menyerang dan saya kena pukul beberapa kali, sampai akhirnya diamankan oleh beberapa orang, saat itu begitu kacau sehingga saya sudah tidak mengenali lagi siapa yang memukul saya,” pungkasnya. (dika)