Rapat Evaluasi PDAM Tirta Moolango, Sekda Iskandar Datau: Tunjukkan Pelayanan Maksimal
MBharGoNews.com, Pohuwato – Pemerintah Kabupaten Pohuwato melakukan rapat evaluasi triwulan IV T.A 2022, terkait dengan pelayanan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Air Minum Tirta Moolango.
Rapat itu dipimpin langsung Sekda Pohuwato Iskandar Datau didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fikri Adam, Staf Ahli Bupati Abdul Mutalib Dunggio, Plt Kalakhar BNK Rustam Melleng, Kabag Ekonomi dan SDA Fatma Katili, Sekretaris Dinas PUPR Sadirun dan Dirut PDAM Tirta Moolango Haerudin Usman, Kamis (22/12/2022) di Ruang Pola Kantor Bupati Pohuwato.
Banyak hal yang dibahas dalam rapat evaluasi tersebut, antaranya mengenai tarif air, yang mana perumda telah melakukan penyesuaian tarif air sebagaimana yang diatur dalam peraturan bupati (Perbup), kemudian ditindaklanjuti dengan surat keputusan (SK) Bupati terkait tarif air.
Hal lain yang menjadi bahan evaluasi adalah persoalan yang selalu timbul pada saat musim penghujan. Dimana, sarana berupa pipa transmisi air, pompa air, dan pipa intake kadang kala mengalami kendala permasalahan diantaranya ada pipa yang bocor, pipa yang tersumbat dan berkurangnya debit air dalam pompa-pompa air yang ada, sehingga menyebabkan tidak tersedianya air bersih kurun waktu dua sampai dengan tiga hari ke pelanggan-pelanggan yang ada.
Kemudian terkait dengan pembayaran pelanggan yang banyak menunggak, pembayaran ini dikaitkan dengan belum maksimalnya pelayanan dari pada Perumda Air Minum Tirta Moolango itu sendiri.
Salah satu yang menyebabkan sarana dari pada perumda itu tidak berfungsi dengan baik dan berkurangnya juga debit air adalah biasanya pada saat musim hujan dan terjadi banjir, sehingga begitu banyak terjadi erosi yang membawa material ataupun sedimen-sedimen dan material lain yang masuk ke pipa yang menyebabkan pipa-pipa itu tersumbat.
Selain itu, berkurangnya debit air tanah karena disebabkan kerusakan hutan ataupun berkurangnya tanaman-tanaman ataupun pohon-pohon yang berfungsi mengikat air tanah sehingga menyebabkan ataupun berkurangnya ketersediaan air tanah.
Selanjutnya, tidak maksimalnya pembayaran oleh pelanggan juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan perumda air minum, sehingganya biaya operasional baik operasional untuk penyediaan bahan-bahan saprodi berupa tawas, kaporid, pembayaran gaji karyawan dan juga perbaikan sarana yang rusak sangatlah berpengaruh.
Diakui Sekda Iskandar Datau, bahwa air menjadi kebutuhan dasar dan utama bagi kelangsungan hidup, akan tetapi kerusakan hutan yang merupakan sumber mata air menjadi satu penyebab dari ketersediaan dan kwalitas dari air itu sendiri. Belum lagi, katanya, akibat dari luapan air sungai bisa menyebabkan pipa air putus, ataupun tersumbat.
Tentu saja keluhan ini, menurut Panglima ASN itu, adalah satu kendala yang dihadapi, akan tetapi dengan berbagai kritikan dari masyarakat kiranya bisa diterima dan menjadi semangat dalam melaksanakan tugas.
Meski diakui bahwa bencana kadang menjadi penyebab pasokan air dari hulu berkurang akibat pipa yang terkadang tidak bisa menahan erosi maupun material yang masuk.
Dinamika ataupun keluhan, ujar Sekda Iskandar, kiranya bisa diterima dengan baik, karena semua sektor yang berhubungan dengan kepentingan umum pasti akan mengalami dan rentan dengan kritikan.
“Kita harus peka, dan berusaha menampilkan yang terbaik, semoga PDAM semakin baik kedepan, dan menunjukan pelayanan yang maksimal”, ucapnya.
Sementara itu, Dirut PDAM Tirta Moolango Haerudin Usman mengungkapkan terkait kondisi dari PDAM sampai dengan akhir tahun. Artinya, apa yang dialami selama setahun tentu dibahas pada pertemuan tersebut. Terkait dengan kebutuhan air, tentu pihak perumda berusaha untuk memberikan yang terbaik.
Kemudian terkait pembayaran air, terkadang ada pelanggan yang terbilang pula tidak patuh, sehingga berusaha dengan semaksimal karena bisa berakibat pada penggajian dari aparatur yang ada di PDAM itu sendiri. Hal lain terkait kenaikan tarif tentu akan ditinjau kembali.
“Pada prinsipnya bahwa beberapa langkah yang sudah dilakukan pemda berupa penyesuaian tarif karena waktunya baru dimulai tahun ini sehingga belum memperlihatkan tingkat kenaikan pendapatan PDAM. Pada kemarin kita sudah mengeluarkan tarif baru, namun melihat kondisi masyarakat yang masih susah, sehingga tarif ini akan ditinjau ulang untuk diturunkan, yang diturunkan yang sifatnya rumah tangga dan bukan kantor pemerintah”, kata Haerudin Usman. (Kris)