Uncategorized

Gebyar SMS dan RTP2S, Arah Pembangunan yang Amat Jelas

M’BharGoNews.com, Pohuwato – Meski baru enam bulan ini menahkodai Kabupaten Pohuwato, namun perencanaan pembangunan yang telah dipatok oleh Pemerintahan SMS dapat dengan mudah berjalan dan dicapai satu demi satu. Sehingga kebijakan pembangunan yang disajikan oleh duet Saipul Suharsi saat ini pun seluruhnya disambut baik oleh semua kalangan masyarakat Pohuwato.

Masyarakat pun sangat yakin bahwa kapan dan dimana pun Pak Saipul A. Mbuinga dan Ibu Suharsi Igirisa pasti dapat mempersembahkan yang terbaik kepada masyarakat.

Irfan Saleh, S.Pt., M.Si selaku Kepala Baperlitbang Pohuwato yang juga merupakan Plt Kepala Dinas Kesehatan ini menjelaskan bahwa peraturan daerah nomor 4 tahun 2021 yang mengamanahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 sudah selesai beberapa Minggu yang lalu, dan rencana itu jika tidak dikerjakan maka tidak akan mungkin bisa berhasil. Dan salah satu implementasi dari pelaksanaan itu adalah Gebyar SMS.

“Gebyar SMS ini lebih mudah saya bahasakan adalah pengganti Gema Panua dan hari ini kita launching pertama di Desa Huyula Kecamatan Randangan. Dan sesuai laporan, Huyula adalah Desa yang sudah siap bisa kita tinjau dengan konsep RTP2S”, tutur Irfan Saleh, S.Pt., M.Si, dalam sambutannya pada gelaran Gebyar SMS dan Launching RTP2S, di Desa Huyula, Kecamatan Randangan, Jum’at (10/09/2021).

Dijelaskannya, Gebyar SMS sendiri ada banyak komponen di dalamnya yang ikut terlibat, Gebyar SMS adalah Rumah Inovasi oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). “Insha Allah, di kecamatan lain akan terus berkembang, hari ini hanya sebatas stunting dan pelayanan lainnya”, katanya.

Di Kecamatan lain, kata Irfan, akan ada dukcapil, pelayanan perizinan yang akan berkantor di rumah-rumah penduduk yang nantinya akan memberikan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat. Tapi, dengan mengurai titik kerumunan. “Karena kalau di evaluasi sekarang berpusat di satu titik, kita memang sulit menghindari untuk tidak berkerumun. Tapi saya berharap mudah-mudahan kita semua sudah di vaksin dan kita semua konsisten melaksanakan protkes. Alhamdulillah vaksinasi kita hingga saat ini sudah di angka 32.77 persen dari 14 persen”, ungkap Irfan.

Sedangkan RTP2S, katanya, adalah Rumah Tangga Pelopor Pencegahan Stunting, rumah tangga yang di tetapkan adalah rumah tangga warga miskin yang memiliki anak stunting. “Jadi, mereka ini adalah sepasang suami istri yang memiliki tujuh orang anak yang setiap melahirkan pasti dua anak atau kembar. Dan dari KB sudah mengedukasi. Kemudian rumah tangga ini secara administrasi kependudukan juga tidak bisa dilayani KTP, sebab masalah keabsahan perkawinan. Alhamdulillah teman-teman PUSPA masuk dengan model Isbat Nikah dan PKK juga sangat proaktif di program ini, dan itu bisa selesai dengan kita serang secara kolaborasi sehingga tuntas”, ujar Irfan.

RTP2S ini, katanya, hanya menggambarkan satu rumah dari 15 ribu rumah yang tidak layak. “Sehingga itu, dari satu contoh yang ada ini kami berharap Kepala Desa dan Camat bisa membawa contoh ini ke seluruh Desa yang ada”, pinta Irfan.

Olehnya itu, kata Irfan lagi, dengan adanya contoh RTP2S, setiap desa akan mereplika lagi ke setiap dusun dan dusun-dusun akan bisa memastikan seluruh keluarga-keluarga yang kalau di lihat secara nyata membutuhkan intervensi akan di bantu.

“Ini maksud dari launching RTP2S. Jadi, bukan hanya sekedar ceremoni biasa tapi kita ingin satu dua bulan ke depan, ketika kita kembali kesini, kepala desa sudah ada replika dua atau tiga rumah yang kemudian Pak Camat sudah bisa replika hingga 13 desa sebelum kita pindah lagi ke kecamatan yang lain. Jadi, 13 sasaran RTP2S itu sudah di tetapkan oleh tim Gerbos Emas dan Tim Penggerak PKK”, ungkap Irfan.

“Insha Allah ini akan memutuskan dua persoalan sekaligus, persoalan kemiskinan dan persoalan stunting”, imbuhnya. (Kris)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button