Pohuwato Dapat Rp22 Miliar untuk Program Readsi
M’BharGoNews.com, Pohuwato – Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato mendapatkan bantuan sebesar Rp22 miliar dari Internasional Find for Agricultural Development (IFAD) melalui program Rural Empowerment And Agricultural Development Scaling Up Initiative (READSI) dalam mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Pohuwato.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato, Kamri Alwi, S.Pi, melalui Kasie SDM dan Ketenagaan Ato Haras mengatakan Readsi ini merupakan program kerja sama antara pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian dengan Internasional Fund for Agricultural Development (IFAD), dari IFAD diserahkan anggarannya ke Kementerian Keuangan yang kemudian Kemenkeu melalui Kementan memprogramkan yang namanya Readsi yang peruntukannya untuk penyelenggaraan penyuluhan dan pengembangan pertanian di Kabupaten Pohuwato.
“Untuk Provinsi Gorontalo ada tiga kabupaten yang dapat program ini salah satunya kabupaten Pohuwato dan total semua untuk kabupaten Pohuwato itu sejumlah 22 milyar ,” ujar Ato Haras, disela-sela kegiatan kunjungan tim Internasional Find for Agricultural Development (IFAD), di Desa Dudepo Kecamatan Patilanggio, Selasa (21/09/2021).
Dijelaskan, program Readsi ini merupakan sebuah program pemberdayaan masyarakat tani yang sasarannya adalah 70% masyarakat tani miskin.
“Tujuan utama Readsi ini adalah untuk melaksanakan pengetahuan peningkatan kemampuan petani,” ungkapnya.
Menurut Ato Haras, pada awal program ini, akan melaksanakan pembelajaran terhadap kelompok tani. Untuk tahun kedua, tambahnya, masyarakat tani ini diberikan bantuan sosial berupa dana untuk membeli sarana produksi pertanian, contohnya pupuk, obat-obatan pertanian serta benih.
“Alhamdulillah, untuk tahun ketiga, masyarakat tani sudah melaksanakan penanaman dan dikategorikan 95% masyarakat tani berhasil,” jelasnya.
Bukti dari keberhasilan ini, kata Ato Haras, masyarakat tani sudah melaksanakan tabungan kelompok, ada juga beberapa petani kelompok sudah memiliki tabungan.
“Dan ini hanya dalam selang satu musim tanam, mereka sudah bisa menyisihkan dari hasil produksi itu anggaran untuk tabungan, yang kemudian tabungan ini diarahkan untuk dibelanjakan kembali sarana produksi yang tidak digunakan,” katanya.
Olehnya itu, bapak yang murah senyum dan penuh semangat ini berharap dengan adanya program Readsi, terjadi ditingkat masyarakat tani peningkatan pengetahuan dalam hal melaksanakan proses budidaya tanaman, dimana peran dari penyuluh pertanian dan fasilitator desa.
“Harapan utamanya, disamping terjadi peningkatan pengetahuan, terjadi juga peningkatan produksi dan endingnya ada peningkatan kesejahteraan masyarakat tani”, pungkasnya. (Kris)